Presiden Prabowo Subianto Tinjau Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (03/02/2025)

JAKARTA
– Literatur Institut menegaskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) perlu diperkaut pelaksanaannya dengan pengawasan ketat. Hal ini, disampaikan oleh Direktur Literatur Institut, Asran Siara dalam keterangannya, di Jakarta (22/9/2025).

Asran Siara menegaskan pentingnya keberlanjutan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dijalankan pemerintah. 

Menurutnya, program ini merupakan salah satu kebijakan konkret yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Program MBG adalah wujud nyata keberpihakan negara terhadap pemenuhan gizi masyarakat, khususnya anak-anak dan kelompok rentan. Ini langkah konkret yang tidak hanya bersifat simbolis, melainkan benar-benar berdampak pada peningkatan sumber daya manusia berkualitas,” ujar Asran di Jakarta, Senin (22/9/2025).

Asran menegaskan, apabila dalam pelaksanaannya ditemukan kekurangan atau kesalahan teknis, hal itu harus segera diperbaiki, bukan dijadikan alasan untuk menghentikan program.

 “Setiap kebijakan besar pasti menghadapi tantangan. Solusinya adalah evaluasi dan penyempurnaan, bukan penghentian,” tegasnya.

Ia menambahkan, kasus keracunan makanan yang terjadi di beberapa daerah justru perlu dijadikan pelajaran untuk memperkuat standar mutu, distribusi, serta pengawasan rantai pasok. 

“Bahkan di Jepang, baru pekan lalu tercatat 36 anak sekolah mengalami keracunan makanan. Artinya, peristiwa ini bukan hal khusus di Indonesia, melainkan tantangan yang bisa terjadi di mana saja. Bedanya, pemerintah harus menjadikannya momentum perbaikan, bukan alasan untuk menyerah,” jelas Asran.

Lebih jauh, Asran menilai bahwa narasi yang mendorong penghentian MBG patut dicurigai sebagai upaya terorganisasi dari pihak-pihak yang tidak menginginkan anak-anak Indonesia sehat, cerdas, dan berdaya saing dengan generasi dari negara lain. 

“Jika kampanye penghentian MBG semakin massif, besar kemungkinan ada pihak-pihak yang ingin menggagalkan program strategis ini,” katanya.

Untuk itu, ia mendorong Presiden membentuk tim khusus yang bertugas memperkuat tata kelola, meningkatkan pengawasan, serta memastikan kualitas implementasi program MBG tetap terjaga dan tepat sasaran.

“Dengan pengelolaan yang semakin baik, MBG akan menjadi instrumen penting dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia. Asupan gizi yang cukup akan melahirkan generasi muda yang sehat, cerdas, dan produktif, sehingga cita-cita Indonesia Emas 2045 dapat tercapai,” pungkas Asran.

(***)